Viral di media sosial, pimpinan DPRD Depok menyuruh sopir truk untuk push up dan berguling-guling di aspal.
Aksinya itu pun terekam kamera warga dan tersebar di media sosial.
Dalam video amatir, terlihat seorang pria berpakaian rapi mengenakan jas dan peci hitam.
Pria itu tampak memarahi seorang sopir truk.
Sang sopir terlihat kena hukuman push up.
Ia juga sempat menoyor kepala sopir truk tersebut.
Tak puas dengan aksi arogannya gagah-gagahan.
Diduga anggota dewan kembali menolak sopir truk hingga terjatuh.
Sambil telentang, sopir truk menjalani hukuman berputar di aspal yang kotor.
Sopir truk itu tampak menyapu aspal menggunakan tubuhnya hingga membuat kaos berwarna hitam yang dikenakan kotor.
Terlihat banyak warga yang menyaksikan aksi arogan anggota dewan tersebut.
Usut punya usut, ternyata kekesalan si anggota dewan lantaran sopir truk menghancurkan portal.
Bahkan si anggota dewan sempat memijak pundak korban.
Pimpinan DPRD tampak arogan itu bernama Tajudin Tabri. Ia merupakan Wakil Ketua DPRD Depok dari Fraksi Golkar.
Kini Tabri meminta maaf terkait viral videonya yang menyuruh seorang sopir truk berguling dan push up di Jalan Raya Kerukut, Limo, Kota Depok.
Sebelumnya diberitakan, Tajudin mengamuk dan menyuruh seorang sopir truk push up dan berguling-guling di jalanan, usai menabrak pagar pembatas pipa gas di lokasi kejadian.
Video ia mengamuk pun beredar luas di sosial media dan viral.
Warganet menilai bahwa sanksi sosial yang diberikan ini terlalu berlebihan.
Pasalnya, Tajudin juga nampak seperti menginjak bagian pundak sopir truk tersebut, meskipun ia telah membantah tidak menginjaknya.
"Iya tadi saya sudah sampaikan itu, tapi intinya ya kan kita ini ada rasa kalau memang salah saya sudah menyampaikan permohonan maaf," jelas Tajudin saat konferensi pers, Jumat (23/9/2022).
Ditanya menyoal kemungkinan tindakannya mengarah pidana, ia berujar bahwa segala persoalan bisa dimediasikan.
"Segala sesuatunya kan bisa dimediasikan gak tiba-tiba persoalan gini langsung ditindak hukum," ucapnya.
"Kecuali saya arogan dan tak ada upaya untuk mediasi, tak ada upaya untuk menemui pihak tol. Tadi pun dia menerima (permintaan maaf)," sambung Tajudin.
Sebelumnya diberitakan, awal kejadian ini bermula ketika Tajudin mengaku mendapat telpon dari masyarakat sekitar ihwal truk yang melintas di Jalan Raya Kerukut, Limo, dan muatannya mengenai pagar pembatas pipa gas yang ada di lokasi.
Ia berujar, kejadian ini telah berulang dan merupakan yang kali ketiga.
"Saya mengklarifikasi kejadian tadi karena memang viral ya, saya secara pribadi terutama kejadian itu karena di luar batas kemampuan atau kontrol saya," jelas Tajudin.
"Kenapa demikian, karena ini kejadian sudah yang ketiga kali. Ketika kejadian kedua saya juga turun (ke lokasi)," sambungnya lagi.
Saat kejadian yang kedua, Tajudin mengatakan dirinya sudah menegur sopir truk yang melintas dan muatannya merusak pagar atas pembatas pipa gas.
Bahkan, sopir truk pada kejadian kedua itu telah membuat surat pernyataan agar tak lagi melintas dengan muatan yang berlebih.
"Pada kejadian kedua saya ada grup whatsapp, di situ warga sampai bilang ini kerjaan dewan ngapain aja, sampai kejadian dua kali. Padahal ini kan bukan tupoksi saya," bebenya.
"Tapi karena saya juga berasa terusik, akhirnya saya turun dan diperbaiki lah dengan surat pernyataan mereka tidak akan mengulangi lagi," timpal Tajudin.
Buntut dari peristiwa itu terjadi siang tadi, dimana ada sopir truk yang kembali melintas dan muatannya mengenai pagar pembatas pipa gas.
"Nah tadi kebetulan saya baru dinas dari Tangerang Selatan, tiba-tiba ditelpon lagi saya oleh warga masyarakat sekitar situ. Karena gak ada yang berani menegur kepada pihak sopir itu," katanya.
Ia pun kembali turun ke lokasi, dan mengakui menghukum sopir truk tersebut dengan cara push up dan berguling-guling di jalan
"Akhirnya saya spontan pada kejadian yang ketiga ini, saya memuncak emosinya. Tapi saya mohon maaf tadi sudah ketemu juga dengan pihak tol, mediasi," ujarnya.
Tajudin menuturkan, apa yang ia lakukan didasari dari kejadian yang berulang-ulang.
"Sekali lagi saya didasari pada kejadian yang berulang-ulang, kalau baru sekali saya gak akan seperti itu," pungkasnya.