Tangis & Kecewa Anak Buah Ferdy Sambo Tahu Kematian Brigadir J Direkayasa
Para bawahan Irjen Ferdy Sambo merasa kecewa mengetahui rekayasa kasus kematian Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J.
Mereka bahkan sampai menangis mengetahui peristiwa sebenarnya yang menimpa kawan sesama Polri.
Hal ini diungkap oleh anggota Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) Yusuf Warsyim.
Menurutnya, para anak buah Ferdy Sambo tak kuasa menahan air mata saat sidang Komisi Kode Etik Polri (KKEP) terhadap Sambo yang digelar Kamis (25/8/2022) hingga Jumat (26/8/2022) dini hari.
Ia mengatakan, sejumlah bawahan Ferdy Sambo hatinya seperti tertusuk saat mengetahui fakta sebenarnya.
Yusuf yang turut hadir dalam sidang kode etik itu melihat, para anak buah Sambo kecewa karena telah masuk dalam jebakan rekayasa atasannya.
Melalui sidang itu juga terungkap, Sambo berusaha meyakinkan bawahannya bahwa istrinya, Putri Candrawathi, dilecehkan oleh Brigadir J.
Yusuf membeberkan, Ferdy Sambo seakan berhasil menghipnotis para bawahannya.
Dengan cara, mantan Kepala Divisi Profesi dan Pengamanan (Kadiv Propam) Polri itu mengandaikan bagaimana jika pelecehan itu terjadi pada keluarga mereka.
Sambo juga berusaha meyakinkan bahwa setelah pelecehan itu, terjadi baku tembak antara Brigadir J dan Richard Eliezer atau Bharada E di rumah dinasnya yang berujung tewasnya Yosua.
Rupanya, jenderal bintang dua itu juga lah yang memerintahkan bawahannya supaya mengumumkan ke publik bahwa Bharada E merupakan penembak nomor satu.
Menurut Yusuf, kala itu para personel kepolisian tersebut tak kuasa menolak perintah Sambo yang merupakan atasan mereka.
Padahal, kode etik Polri telah mengatur bahwa anggota kepolisian harus menolak perintah atasan jika itu bertentangan dengan norma hukum, agama, dan susila.
Namun, kini, para bawahan Sambo itu hanya bisa menyesali perbuatan mereka.