Akhirnya Terungkap yang Dikatakan Putri Candrawathi pada Kuat Ma'ruf saat Berdua di Kamar 'Jangan Ribut'
Rekonstruksi kasus pembunuhan Brigadir J telah selesai dilakukan dengan totl 78 adegan yang diperagakan.
Dilakukan secara transparan oleh perintah Kapolri, rekonstruksi pembunuhan Brigadir J belum juga mampu membuka motif kasus ini.
Dugaan dan spekulasi liar terkait motif pembunuhan Brigadir J makin menjadi-jadi.
Hingga kini 6 fakta yang mulai terkuak dalam kasus kematian Brigadir J
1. Hubungan Putri Candrawathi dan Om Kuat
Yang terbaru terkait isu hubungan spesial Om Kuat alias Kuat Ma'ruf dengan Putri Candrawathi.
Dugaan hubungan terlarang Istri Ferdy Sambo dan sang sopir diungkapkan mantan kuasa hukum Bharada E, Deolipa Yumara.
Hal itu bermula dari kecurigaan Bharada E atau Richard Eliezer, bahkan motif baru yang disampaikan Deolipa merupakan pengakuan dari Bharada E sebelumnya saat masih ajdi klien Deolipa.
Menurut Deolipa, Bharada E mengaku mencurigai adanya hubungan terlarang yang terjadi antara istri Irjen Ferdy Sambo, Putri Candrawathi dengan Kuwat Maruf, sopirnya sekaligus asisten rumah tangga.
"Jadi Bharada E atau Eliezer ini kan bilang, dan dia sudah merasakan. Eliezer ngomong 'Saya curiga bang, itu si Kuwat ada main sama Putri'. Oh pantes, jawab saya," kata Deolipa dikutip Teras Gorontalo dari tayangan Youtube TV One, Senin 29 Agustus 2022 malam.
Menurut Deolipa kecurigaan Bharada E adanya hubungan Putri Candrawathi dan Kuwat, buka tanpa dasar. Ada dugaan Putri Candrawathi berzina dengan Kuwat.
Bahkan menurut Diolipa Yumara jangan sampai motif pembunuhan adalah dugaan pelecehan Brigadir J terhadap Putri Candrawathi.
"Jangan sampai nantinya, motif pembunuhan ini karena Yosua melecehkan Putri di Magelang, gak ada itu bohong kalau itu. Yang ada Kuwat (Om Kuat) dan Putri lagi making love, lalu ketahuan Yosua. Makanya Yosua dikejar," kata Deolipa Yumara.
Saat dipergoki Brigadir J, Om Kuat langsung menelpon Ferdy Sambo, sementara itu Putri Candrawathi menghubungi Bprika RR atau Ricky Rizal dan Bharada E yang sedang mengantar makanan ke anaknya di sekolah.
"Makanya Putri buru-buru lapor ke Ricky dan si Kuat lapor ke Sambo. Supaya ada begini-begini supaya Yosua lah pelakunya padahal dia korban," jelas Deolipa.
Menurutnya, adanya dugaan hubungan asmara antara Om Kuat dan Putri Candrawathi terjadi, karena Om Kuat sudah lebih 10 tahun menjadi sopir Putri Candrawathi.
"Kuwat ini ikut mereka sudah 10 tahun lebih sejak Ferdy Sambo masih AKBP. Kuwat ini kan orang dari Brebes, ikut Sambo sejak AKBP di sana," katanya.
Lanjutnya, dengan adanya pengaduan Om Kuat ke Ferdy Sambo yang menyatakan bahwa Brigadir J sudah melecehkan Putri Candrawathi, membuat Ferdy Sambo murka dan marah.
"Namanya Sambo (Ferdy Sambo) psikopat, dengar aduan seperti itu dari Kuat (Om Kuat) dan Putri, nalarnya tidak jalan dan merancang skenario, sehingga Yosua jadi korban," katanya.
Apalagi kata Deolipa, selama ini Om Kuat iri kepada Brigadir J karena lebih dipercaya oleh Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi untuk mengawal mereka.
"Sementara Kuat yang merasa orang lama di sana, ingin berkuasa dan lebih dipercaya dari Yosua," kata Deolipa.
2. 'Jangan Ribut, Selesaikan Saja'
Dilihat dari pantauan YouTube Polri TV, dalam adegan rekonstruksi kasus Brigadir J itu, terlihat Putri Candrawathi yang sedang berbaring di kamar rumah pribadinya di Magelang.
Sementara posisi Kuat Ma'ruf alias Om Kuat berada di dalam kamar sambil duduk mendengar Putri Candrawathi.
Pada degan selanjutnya dikuti Brigadir J yang masuk ke kamar istri Ferdy Sambo Tersebut.
Yang menjadi pertanyaan, apa yang disampaikan Putri Candrawathi pada Om Kuat sesuai adegan rekonstruksi tersebut?
Hal itu akhirnya dungkapkan Ketua Komnas HAM Ahmad Taufan Damanik yang memang turut hadir dalam rekonstruksi tersebut.
Damanik mengungkapkan, adegan Putri Candrawathi berbaring dan Om Kuat duduk itu, merupakan reka ulang kejadian yang terjadi di rumah Ferdy Sambo di Magelang.
“Jangan ribut-ribut, selesaikan saja dengan baik-baik," kata Damanik mengungkap isi percakapan Om Kuat dan Putri, dikutip dari Pikiran Rakyat, Jumat 2 September 2022.
3. Adegan Putri yang tak Ditampilkan
Dalam rekonstruksi tersebut ada beberapa adegan yang memang tidak dilakukan.
Dikutip dari Pikiran Rakyat, Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi sepakat untuk tidak melakukan beberapa adegan reka ulang saat rekonstruksi.
Hal tersebut dibenarkan oleh Ketua Komnas HAM Ahmad Taufan Damanik yang memang turut hadir dalam rekonstruksi tersebut.
Damanik mengungkapkan ada adegan Putri Candrawathi yang terjatuh dikamar mandi yang akhrinya diputruskan tidak direka ulang.
"Peristiwa itu memang tidak direkonstruksikan", tutur Damanik.
4. Om Kuat Sembunyikan Keluarga
Om Kuat alias Kuat Ma'ruf merupakan salah satu dari kelima tersangka kasus pembunuhan Brigadir J.
Om Kuat alias Kuat Ma'ruf jadi tersangka pasca Bharada E mengubah kesaksiannya.
Dibalik senyum manisnya tersirat misteri dan rahasia besar dalam kasus pembunuhan Brigadir J.
Kuat Maruf santer disebut sebagai awal pembawa prahara kejadian mematikan di Duren Tiga ini.
Dikutip dari Portal Jember, diduga Kuat Maruf pernah mengintimidasi Brigadir J hingga mengancam untuk dibunuh.
Meski statusnya hanya sebagai asisten rumah tangga Ferdy Sambo yang merangkap sebagai supir pribadi Putri Candrawathi, rupaya sosok Kuat Ma'ruf bukanlah kaleng-kaleng.
Laki-laki yang diduga berusia kurang dari 50an tahun itu memiliki keistimewaan di keluarga Ferdy Sambo
Saking istimewanya posisi Kuat Maruf dirumorkan mendapat tempat spesial di hati Putri Candrawathi.
Meski belum ada pernyataan resmi dari dua tersangka, saat rekonstruksi pembunuhan Brigadir J kemarin keduanya kembali disorot.
Resmi ditetapkan menjadi tersangka, Kuat Maruf dikabarkan menyembunyikan rapat-rapat keluarganya.
Diketahui Om Kuat sebutan untuk Kuat Maruf memiliki dua orang anak dari pernikahnnya yang pertama.
Laki-laki bertubuh gempal tersebut masih bungkam soal keluarganya, hingga saat ini belum diketahui pasti dimana letak keberadaan istri dan anak-anaknya.
5. Susi Dengar Putri Candrawathi Menangis
Akhirnya teurngkap Susi mendengar suara tangisan Putri Candrawathi di dalam kamar.
Alasan Om Kuat alias Kuat Ma'ruf masuk ke kamar Putri Candrawathi pun terungkap.
Hal itu sempat disampaikan anggota Komisi III DPR Sarifuddin Sudding kepada Kapolri Listyo Sigit Prabowo saat rapat dengar pendapat pada 24 Agustus 2022.
Dikutip dari chanel YouTube DPR RI, secara lugas Sarifuddin Sudding membeberkan rangkaian peristiwa di Magelang yang diduga menjadi pemicu kemarahan Ferdy Sambo sehingga tega membunuh ajudannya Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J.
Sudding lantas membeberkan kronologi rangkaian peristiwa dari Jakarta, lalu ke Magelang dan kembali ke Jakarta hingga terjadi kasus pembunuhan pada 8 Juli 2022 lalu.
Menurut Sudding, rombongan Putri Candrawathi (PC) bersama Brigadir J, Bripka Ricky Rizal, Kuat Ma'ruf dan seorang asisten rumah tangga bernama Susi berangkat ke Magelang pada 2 Juli 2022.
Tujuannya ke Magelang untuk melihat anak mereka yang tengah bersekolah.
Lalu pada 4 Juli 2022, terjadi peristiwa di mana Brigadir J akan mengangkat (menggendong) Putri Candrawathi yang sedang tidur siang di sofa ke kamarnya.
Kemudian tanggal 4 Juli ada kejadian, di mana Brigadir J atau pada siang hari si PC tidur di sofa di ruang tamu, lalu kemudian datang Brigadir J ingin membopong, mengangkat PC untuk masuk ke dalam kamar.
“Melihat kejadian itu, Kuat membentak Brigadir J agar tidak melakukan itu dan tidak menyentuh Ibu, lalu kemudian mengurungkan niatnya," jelas Sudding.
Sudding melanjutkan, pada 6 Juli 2022, Ferdy Sambo menyusul ke Magelang dan merayakan hari ulang tahun pernikahannya dengan PC pada malam hari. Lalu, semuanya bergabung di acara tersebut.
"Besok paginya Ferdy Sambo pulang ke Jakarta tanggal 7 Juli pagi, lalu kemudian ada kejadian pada sore hari jam 17.30 WIB (tanggal 7 Juli), menjelang magrib ini sebenarnya jadi pemicu," tutur dia.
Brigadir J masuk dalam kamar dengan mengendap-endap masuk ke kamar Putri Candrawathhi. Tapi kemudian dilihat dan ditegur oleh Kuat.
"Saat itu Brigadir J masuk ke dalam kamar Putri di lantai 2 dan keluar dari kamar dilihat oleh Kuat, mengendap-ngendap lalu kemudian ditegur. Kenapa masuk ke kamar Ibu? Kemudian lari," kata dia.
Kuat dan Susi mendengar tangisan Putri dari dalam kamar. Mereka kemudian menyarankan agar Putri bercerita ke Ferdy Sambo.
"Mendengar ada tangisan di dalam kamar PC, didengar oleh Kuat, didengar oleh Susi, lalu kemudian ingin konfirmasi apa yang sedang dialami Ibu PC pakaian acak-acakan sambil menangis," tutur Sudding.
"PC menelepon FS sambil menangis bahwa saya diperlakukan seperti ini oleh Brigadir J, ditanya lebih lanjut di Jakarta nanti saya jelaskan," kata dia.
Pada 8 Juli 2022, rombongan Putri Candrawathi termasuk Brigadir J balik dari Magelang ke Jakarta dan tiba di rumah Jalan Saguling Jakarta pada sore harinya.
Ferdy Sambo lalu mengonfirmasi peristiwa yang terjadi dan dialami Putri Candrawati di Magelang. Termasuk mengonfirmasi kepada ajudannya sehingga muncul emosi dari Ferdy Sambo.
"Tiba di rumah Saguling apa yang dialami, ternyata diceritakan apa yang dialami tanggal 7 Juli itu. FS marah hilang akal sehatnya. Diajak mereka ke Duren Tiga, di Duren Tiga terjadi pembunuhan yang dilakukan oleh Richard dan juga oleh Sambo," jelas Sudding.
"Dia (FS) harkat dan martabat harga dirinya sebagai seorang suami dilecehkan sedemikian rupa. Pada titik ini saya ingin mengkonfirmasi benar atau tidak tentang kronologi ini?" tanya Suding mengakhiri pemaparan kronologinya.
6. Sosok Bharatu Prayogi di Kasus Brigadir J
Peran Bharatu Prayogi terungkap setelah rekonstruksi pembunuhan Brigadir J pada Selasa, 30 Agustus 2022.
Bharatu Prayogi merupakan salah satu dari kedelapan ajudan Ferdy Sambo.
Bharatu Prayogi merupakan senior dari Bharada E sebagai yang sama-sama bertugas sebagai ajudan Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi.
Lantas apa peran Bharatu Prayogi?
Sebelumnya, dikutip dari YouTube Uncle Wira, pada rekonstruksi tersebut akhirnya terungkap alat bukti yaitu dua belah pisau.
Pisau tersebut merupakan milik dari Om Kuat alias Kuat Ma'ruf.
Dua belah pisau tersebut awalnya dipegang oleh Kuat Ma'ruf, lalu diserahkan kepada salah satu Ajudan Ferdy Sambo yang bernama Bharatu Prayogi.
Kuat Ma'ruf menyerahkan pisau dan HT kepada salah seorang ajudan Ferdy Sambo bernama Bharatu Prayogi tersebut.
Sebagaimana diketahui, adegan menyerahkan pisau itu terungkap saat rekonstruksi pada adegan ke 74.
Saat itu KM atau Kuat Ma'ruf alias Om Kuat sedang berdiri di samping ajudan Ferdy Sambo.
Lalu terdengar seorang penyidik menyampaikan pada adegan ke 74 KM atau Kuat Ma'ruf alias Om Kuat menyerahkan pisau dan HT kepada Bharatu Prayogi.
KM atau Kuat Ma'ruf alias Om Kuat juga terlihat melakukan sesuai dengan apa yang disampaikan penyidik dengan benda yang berwarna hitam meyerupai pisau. **