Kerabat Ferdy Sambo sekaligus teman sekolah Putri Candrawati Sarifudin Punna terang-terangan membongkar sifat asli istri Jenderal Bintang Dua itu. Sarifudin Punna mengatakan sejak remaja, Putri memang sudah dikenal sebagai seorang anak yang cerdas.
Tidak hanya itu, Putri kata Sarifudin Punna juga dikenal sebagai remaja yang rendah hati dan suka bergaul dengan siapa saja, dia tak membatasi diri dengan pilih-pilih teman kendati dirinya berasal dari kalangan berada.
“Istri saya sama-sama di bangku SMP, dia memang orangnya cerdas, murah hati dan baiklah di dalam pergaulan. Siapa pun mau ketemu dengan dia tidak sulit, itu bagus, walaupun jabatannya tinggi,” kata Sarifudin Punna kepada wartawan.
Sarifudin Punna kemudian mengomentari kasus pembunuhan Brigadir Yosua Hutabarat alias Brigadir J yang kini sedang menyeret Ferdy Sambo dan Putri Candrawati. Dia meminta publik untuk tidak menghukum kerabatnya tersebut sebab saat ini Ferdy Sambo telah diproses hukum.
“Jangan terlalu dipojokkan biarlah proses hukumnya berjalan. Semua ini sudah garis tangan. Berikan ketenangan kepada keluarga mereka, jangan terlalu memojokkan itu saja,” ujarnya.
Sebagaimana diketahui Ferdy Sambo dijadikan tersangka pembunuhan berencana Brigadir J yang tak lain adalah ajudannya sendiri. Kabarnya Ferdy Sambo nekat menghabisi anak buahnya itu karena masalah perjudian, bisnis narkoba hingga hingga isu perselingkuhan.
Namun dalam pemeriksaan yang dilakukan tim khusus Bareskrim Polri pada Kamis (11/8/2022) Ferdy Sambo mengaku motif dirinya membunuh Brigadir J karena sakit hati lantaran almarhum melecehkan istrinya saat mereka sedang ada di Magelang.
Pengakuan Ferdy Sambo disangsikan banyak pihak, sebab keterangan ini berubah-ubah, mulanya pihak Ferdy Sambo menyebut pelecehan dilakukan di rumah dinas, sehingga terjadi baku tembak antara Brigadir J dan Bharada E. Namun alibi itu terbantahkan dengan temuan fakta baru di lapangan yang menyebut bahwa tak ada tembak-tembak saat Brigadir J dihabisi.
Pengakuan Ferdy Sambo yang menyebut Putri dilecehkan Brigadir J di Magelang juga janggal, sebab jika benar itu terjadi seharusnya laporan yang dibuat untuk memperkarakan Brigadir J dilakukan di Magelang atau di Bareskrim Polri, bukan di Polres Jakarta Selatan.