Salah satu pendiri Partai Amanat Nasional (PAN) Abdillah Toha mengapresiasi sikap dari Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud Md.
Abdillah heran karena tidak ada partai politik yang menyebutkan Menko Polhukam itu potensial jadi Capres 2024.
“Kenapa ya nama @mohmahfudmd sejauh ini tidak ada partai politik yang menyebutnya sebagai potensial capres 2024? Apa partai pada takut semua mengangkat orang bersih dan tegas seperti beliau,” cuitan Abdillah dalam akun Twitter pribadinya yang dilansir Populis.id Selasa (27/9/2022).
Ia menilai hal tersebut karena Mahfud Md mengatakan terkait tertangkapnya Hakim agung Sudrajad Dimyati sebagai tersangka KPK, hasil dari reformasi di MA.
Ia menyebutkan anggota MA, KPK, BPK, dan beberapa lembaga lainnya menjadi cerminan kualitas DPR.
“Kualitas anggota MA, KPK, BPK, dan lembaga2 anti rasuah lainnya merefleksikan kualitas DPR kita karena mereka diangkat oleh DPR,” tuturnya.
Ia menilai, demokrasi saat ini sampai tahap memanjakan partai, bukan rakyat.
“Demokrasi kita baru sampai tahap memanjakan partai, bukan rakyat. Ambang batas 20% partai atau gabungan partai utk mencalonkan presiden adalah algojo pemenggal leher demokrasi,” lanjutnya.
Para capres hanya mereka yang didukung oleh partai, bukan yang didukung rakyat.
“Karenanya, jangan pilih partai yang capresnya buruk,” tuturnya.
Kenapa ya nama @mohmahfudmd sejauh ini tidak ada partai politik yang menyebutnya sebagai potensial capres 2024? Apa partai pada takut semua mengangkat orang bersih dan tegas seperti beliau. https://t.co/AL19GY74B4
— Abdillah Toha (@AT_AbdillahToha) September 26, 2022